Senin, Agustus 01, 2022

Nasionalisme di Arab pada masa Islam

 

2                      Nasionalisme di Arab pada masa Islam

Islam adalah suatu agama, suatu rangkaian dokrin-dokrin dan kepercayaan-kepercayaan yang berkisar pula tauhid (keesaan), yang mengajarkan bahwa Tuhan adalah asas rohani tertinggi dan terahir dari segala kehidupan. Islam adalah agama universal, bukan agama nasional. Islam merupakan suatu macam susunan negara. Dari bentuk asalnya yang sederhana sebagai republik kota, kita mengikuti masyarakat Islam Arab bagaiman ia meluas sebagai pohon besar hingga daun-daunnya melingkupi sebagian terbesar dunia yang dikenal pada zaman itu. Maka tumbulah masyarakat Arab-Islam berkembang melampaui asal permulaannya. Kekuasaan bangsa Arab, yang pertama-tama merupakan penegak dan inti imperium, terdesak oleh paham universal khalifah. Maka sebagai paham ketatanegaraan, Islam mengandung berbagai corak dan taraf perkembangan, yang cukup berbedanya satu sama lainnya, sehingga menghendaki pengamat amat cermat sekali, serta Islam merupakan suatu daerah peradaban dan kebudayaan yang meskipun beraneka coraknya, mengandung kesan persatuan yang jelas dan tak bisa dibantah lagi. Dua proses telah digerakan oleh bangsa Arab yang meskipun hubungan diantaranya sangat erat, namun tak identik. Proses pertama yang sifatnya lebih luas ialah tersiarnya agama Islam sebgain agama diberbagai negeri dan dikalangan berbagai jenis bangsa serta latar belakang kebudayaan. Proses kedua yang lebih sempit sifatnya ialah proses Arabisasi, yakni pertumbuhan khususnya di Timur Tengah dan Afrika Utara suatu masyarakat bahasa, bangsa, dan kebudayaan Arab.

Gerakan Islam khususnya telah berhasil untuk petama kali dalam sejarah mempersatukan bangsa Arab. Ekspansi Arab Islam sebagai gelombang terakhir daripada perpindahan bangsa Semit yang disebabkan oleh karena gersangnya Zazirah Arab dan disebabkan oleh perubahan iklim, namun tak dapat disaksikan bahwa tanpa Islam sebagai faktor menjatuhkan dan tanpa adanya pribadi-pribadi yang kuat yang pertama-tama memimpin mereka. Jasa Islam sebagai kekuatan yang kreatif dalam membentuk bangsa Arab oleh karena itu, jasa Islam pertama ialah menasionalismekan kehidupan Arab didalam persaudaraan masyarakat Islam. Orang-orang Arab sebagai bangsa sangat tergantung kepada agama Islam, dan mereka sadar akan darma kesejahteraan itu. Kalif Umar, yang selama khalifanya telah diletakan dasa-dasar negara, memberikan kedudukan utama kepada bangsa Arab sebagai tulang punggung Islam. Untuk menarik garis antara agama universal yang terwujud dalam kegiatan duniawi dan univversal nasionalisme, dimana kebaikan umat manusia diwujudkan dengan kebaikan bangsanya? Apapun alasannya perbuatan-perbuatan yang tegas dan konsekuen, kebijaksanaan-kebijaksanaan kemasyarakatan, ekonomi, politik dan militer dijalankan untuk kepentingan bangsa Arab.

Politik nasionlisme Arab, terdorong oleh alasan-alasan kenegaraan apabila meluasnya agama Islam untuk tujuan-tujuan praktis yang identik dengan hasil-hasil yang dicapai oleh tentara-tentara Arab. Azas nasionalisme, yang dahulu merupakan penegak imperium, terdesak oleh universalisme Islam yang tak mengadakan perbedaan yang tegas antara orang-orang Arab dan pemeluk-pemeluk Islam yang bukan Arab. Sejak saat itu bangsa Arab hanyalah semata-mata merupakan salah satu bangsa dalam imperium dan dengan munculnya imperium Ottoman pada awal abad ke-16 sisa terakhir kekalifahan orang Arab akhirnya lenyap juga. [1]

 



[1] Ibid, hlm.17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nasionalisme Arab