2 Nasionalisme di Arab pada masa Islam
Islam adalah suatu agama, suatu
rangkaian dokrin-dokrin dan kepercayaan-kepercayaan yang berkisar pula tauhid
(keesaan), yang mengajarkan bahwa Tuhan adalah asas rohani tertinggi dan
terahir dari segala kehidupan. Islam adalah agama universal, bukan agama
nasional. Islam merupakan suatu macam susunan negara. Dari bentuk asalnya yang
sederhana sebagai republik kota, kita mengikuti masyarakat Islam Arab bagaiman
ia meluas sebagai pohon besar hingga daun-daunnya melingkupi sebagian terbesar
dunia yang dikenal pada zaman itu. Maka tumbulah masyarakat Arab-Islam
berkembang melampaui asal permulaannya. Kekuasaan bangsa Arab, yang
pertama-tama merupakan penegak dan inti imperium, terdesak oleh paham universal
khalifah. Maka sebagai paham ketatanegaraan, Islam mengandung berbagai corak
dan taraf perkembangan, yang cukup berbedanya satu sama lainnya, sehingga
menghendaki pengamat amat cermat sekali, serta Islam merupakan suatu daerah
peradaban dan kebudayaan yang meskipun beraneka coraknya, mengandung kesan
persatuan yang jelas dan tak bisa dibantah lagi. Dua proses telah digerakan
oleh bangsa Arab yang meskipun hubungan diantaranya sangat erat, namun tak
identik. Proses pertama yang sifatnya lebih luas ialah tersiarnya agama Islam
sebgain agama diberbagai negeri dan dikalangan berbagai jenis bangsa serta
latar belakang kebudayaan. Proses kedua yang lebih sempit sifatnya ialah proses
Arabisasi, yakni pertumbuhan khususnya di Timur Tengah dan Afrika Utara suatu
masyarakat bahasa, bangsa, dan kebudayaan Arab.
Gerakan Islam khususnya telah
berhasil untuk petama kali dalam sejarah mempersatukan bangsa Arab. Ekspansi
Arab Islam sebagai gelombang terakhir daripada perpindahan bangsa Semit yang
disebabkan oleh karena gersangnya Zazirah Arab dan disebabkan oleh perubahan
iklim, namun tak dapat disaksikan bahwa tanpa Islam sebagai faktor menjatuhkan
dan tanpa adanya pribadi-pribadi yang kuat yang pertama-tama memimpin mereka.
Jasa Islam sebagai kekuatan yang kreatif dalam membentuk bangsa Arab oleh
karena itu, jasa Islam pertama ialah menasionalismekan kehidupan Arab didalam
persaudaraan masyarakat Islam. Orang-orang Arab sebagai bangsa sangat
tergantung kepada agama Islam, dan mereka sadar akan darma kesejahteraan itu.
Kalif Umar, yang selama khalifanya telah diletakan dasa-dasar negara,
memberikan kedudukan utama kepada bangsa Arab sebagai tulang punggung Islam.
Untuk menarik garis antara agama universal yang terwujud dalam kegiatan duniawi
dan univversal nasionalisme, dimana kebaikan umat manusia diwujudkan dengan kebaikan
bangsanya? Apapun alasannya perbuatan-perbuatan yang tegas dan konsekuen,
kebijaksanaan-kebijaksanaan kemasyarakatan, ekonomi, politik dan militer
dijalankan untuk kepentingan bangsa Arab.
Politik nasionlisme Arab,
terdorong oleh alasan-alasan kenegaraan apabila meluasnya agama Islam untuk
tujuan-tujuan praktis yang identik dengan hasil-hasil yang dicapai oleh
tentara-tentara Arab. Azas nasionalisme, yang dahulu merupakan penegak
imperium, terdesak oleh universalisme Islam yang tak mengadakan perbedaan yang
tegas antara orang-orang Arab dan pemeluk-pemeluk Islam yang bukan Arab. Sejak
saat itu bangsa Arab hanyalah semata-mata merupakan salah satu bangsa dalam
imperium dan dengan munculnya imperium Ottoman pada awal abad ke-16 sisa
terakhir kekalifahan orang Arab akhirnya lenyap juga. [1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar