Senin, Agustus 22, 2022

Nasionalisme Arab

 

nasionalisme Arab selama jangka waktu sebelumnya Islam? Yang paling penting mungkin adalah lingkungan keadaannya. Pada beberapa contoh lainnya pertemuan antara lingkungan fisik dan lingkungan sosial merupakan suatu tirani dari satu pihak saja, yakni kekuasaan alam terhadap manusia. Riwayat bangsa Arab dimasa pra-Islam sebagian besar merupakan suatu catatan dari pada perjuangan mereka yang tiada henti-hentinya untuk mempertahankan kehidupan, melalui penyesuaian diri dengan alam dan masyarakat terhadap lingkungan yang sangat kejam, atau apabila usaha-usaha demikian tidak berhasil mereka pindah menjalankan ekspansi.

Memang kesukaran itu ada baiknya, asal tidak terlalu atau mutlak. Karena kesukaran itu dapat berupa suatu bencana yang mematikan dan bukannya mendorong masyarakat yang tertimpa. Perlu sekali dalam menjelaskan hal ini karena dalam mengukur pengaruh lingkungan terhadap bangsa Arab di zaman pra-Islam, maka para ahli sejarah khususnya mereka yang cenderung membenarkan thesis bahwa “kesukaran itu baik”, menunjukkan kepada gejala (terhadap zaman purbakala dan abad pertengahan) bahwa daerah industri modern pasti ditinggalkan. Yakni pertemuan antara bangsa-bangsa pengembara (nomad) dan bangsa-bangsa yang menetap, pindahnya bangsa-bangsa pengembara yang meninggalkan gurun-gurun dan daerah-daerah steppa ke daerah-daerah bangsa menetap yang terlalu mewah dan moralnya sudah merosot. Keberaniannya, kekerasan hatinya, dan kecepatan geraknya disyaratkan kepada bangsa yang hidup mengembara, memberi keunggulan pertama kepada mereka dan kesudahan sengketa menguntungkan mereka. Akan tetapi ini hanyalah hasil yang tak langsung diperoleh dengan bayaran mahal dalam abad yang sunyi ; dan jika kita membenarkan tafsiran Ibn Khaldun, maka hasil inipun pasti tak lama dinikmatinya, karena kemenangan mengandung benih-benih kehancuran.

Ekspansi Arab Islam sebagai gelombang terakhir daripada perpindahan bangsa Semit yang disebabkan oleh karena gersangnya Zazirah Arab dan disebabkan oleh perubahan iklim, namun tak dapat disaksikan bahwa tanpa Islam sebagai faktor menjatuhkan dan tanpa adanya pribadi-pribadi yang kuat yang pertama-tama memimpin mereka. Jasa Islam sebagai kekuatan yang kreatif dalam membentuk bangsa Arab oleh karena itu, jasa Islam pertama ialah menasionalismekan kehidupan Arab didalam persaudaraan masyarakat Islam. Orang-orang Arab sebagai bangsa sangat tergantung kepada agama Islam, dan mereka sadar akan darma kesejahteraan itu. Kalif Umar, yang selama khalifanya telah diletakan dasa-dasar negara, memberikan kedudukan utama kepada bangsa Arab sebagai tulang punggung Islam. Untuk menarik garis antara agama universal yang terwujud dalam kegiatan duniawi dan univversal nasionalisme, dimana kebaikan umat manusia diwujudkan dengan kebaikan bangsanya? Apapun alasannya perbuatan-perbuatan yang tegas dan konsekuen, kebijaksanaan-kebijaksanaan kemasyarakatan, ekonomi, politik dan militer dijalankan untuk kepentingan bangsa Arab.

Politik nasionlisme Arab, terdorong oleh alasan-alasan kenegaraan apabila meluasnya agama Islam untuk tujuan-tujuan praktis yang identik dengan hasil-hasil yang dicapai oleh tentara-tentara Arab. Azas nasionalisme, yang dahulu merupakan penegak imperium, terdesak oleh universalisme Islam yang tak mengadakan perbedaan yang tegas antara orang-orang Arab dan pemeluk-pemeluk Islam yang bukan Arab.

Faktor-faktor pencetus nasionalisme di Arab adalah :

1.      Bahasa

Bahasa adalah penting, karena ia merupakan media (alat) dengan mana rakyat menyatakan pikirannya dan perasaannya.

2.      Tradisi-tradisi sejarah

Tradisi sejarah adalah suatu faktor yang menyebabkan integrasi asal disajikan dengan tepat yaitu bukanlah menciptakan keadaan masa sekarang dengan masa lampau, melainkan dengan penciptaan kembali kemasa lampau serupa dengan keadaan sekarang.

3.      Persamaan kepentingan

Faktor yang ketiga yang membina nasionalisme Arab ialah persamaan kepentingan, karena kepentingan bersama ada antara berbagai bagian dunia Arab yang luas itu, maka agama-agama yang dahulu adalah penjamin kepentingan menjadi kehilangan tugasnya kecuali dibidang-bidang moral dan etika.

Nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil oleh nasionalisme bangsa Arab yaitu: Persatuan, Nilai Moral, Nilai Religius, Nilai Nasionalisme, dan lain-lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nasionalisme Arab