Jumat, Juni 14, 2019

Nasionalisme John Fitzgerald Kennedy


A.    Nasionalisme John Fitzgerald Kennedy
John Fitzgerald Kennedy (lahir di Brookline, Massachusetts, 29 Mei 1917 – meninggal di Dallas, Texas, Amerika Serikat, 22 November 1963 pada umur 46 tahun), sering disebut John F. Kennedy, Kennedy, John Kennedy, Jack Kennedy, atau JFK adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-35. Pada 1960, ia menjadi termuda yang dipilih menjadi Presiden Amerika Serikat dan termuda kedua setelah Theodore Roosevelt untuk jabatan presiden. Kennedy menjadi presiden setelah dilantik pada 20 Januari 1961. Jabatan kepresidennya terhenti setelah terjadi pembunuhan terhadap dirinya pada 1963. Ia tewas oleh terjangan peluru saat melakukan kunjungan ke Dallas (Texas) pada 22 November 1963. Kennedy roboh saat mobil terbuka yang membawanya melintas di kerumunan orang yang menyambut kunjungannya. Pada 25 November 1963, jenasahnya dimakamkan di Arlington, Washington, DC. Sebanyak 800.000 orang ikut berkabung di jalanan Washington.
Kennedy adalah anggota klan Kennedy yang berdarah Irlandia-Amerika, sebuah keluarga terkemuka di dunia politik negaranya. Ia dianggap sebagai lambangliberalisme Amerika. Pada Perang Dunia II, ia dikagumi karena keberanian dan heroismenya ketika ia menyelamatkan seorang rekan pelaut di Samudra Pasifik Selatan. Kennedy mewakili Massachusetts pada 1947–1960, sebagai anggotaDewan Perwakilan dan Senat AS. Ia terpilih sebagai Presiden pada 1960dengan kemenangan yang tipis dalam salah satu pemilu yang paling ketat dalam sejarah Amerika.
Kennedy adalah orang termuda yang terpilih sebagai presiden (jangan disamakan dengan orang termuda yang memegang jabatan presiden, sebuah rekor yang dipegang oleh Theodore Roosevelt), presiden AS pertama yang lahir di abad ke-20, dan juga presiden termuda yang meninggal.
Hingga 2005, ia juga merupakan satu-satunya pemeluk Katolik Roma yang pernah terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, presiden pewakil Partai Demokrat dari Utara terakhir, dan presiden terakhir yang meninggal sewaktu menjabat. Setelah pembunuhan John F. Kennedy pada 22 November 1963, dunia turut berduka cita atas kematiannya.
Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh C-SPAN yang mengurutkan presiden AS, sebuah panel sejarawan memberikan dia nilai di posisi kedua dalam keseluruhan dan populasi umum memberikan dia peringkat ketiga dari empat puluh dua presiden yang pernah menjabat. Agendanya tidak selesai karena kematiannya; kebanyakan kebijakan hak masyarakatnya menunjukkan hasil melalui penerusnya, Lyndon B. Johnson.
Secara domestik, JFK menfokuskan dirinya untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan hak-hak sipil dan juga peningkatan ekonomi dengan reformasi pajak. Selain itu JFK juga terkenal ambisius dalam memberikan janji untuk mengeluarkan dana untuk pendidikan dan untuk orang tua. Sedangkan di dalam politik luar negerinya, JFK mengembangkan dari kebijakan “Do not supply those armies of countries that plan to do us harm, do not give weapons to the Communists, do not supply bombs to the middle east.”
Dalam kebijakan politik luar negeri, JFK sempat meneruskan beberapa kebijakan luar negeri dari pemimpin sebelumnya, Eisenhower. Dengan masukan-masukan dari kelompok administratif Eisenhower, JFK terpengaruh dan akhirnya melaksanakan dan mengeluarkan perintah untuk pelaksanaan rencana menjatuhkan Rezim Fidel Castro di Kuba. Secara geopolitik, Kuba adalah negara yang sangat strategis baik bagi Uni Sovyet, maupun AS sendiri apabila bisa menjatuhkan rezim Komunis di Kuba.
Pertimbangan agar tidak ada terjadinya serangan dari Kuba, JFK melakukan tindakan preemptive dengan melaksanakan rencana menjatuhkan Rezim Komunis di Kuba yang ditawarkan kelompok administratif Eisenhower. Adapun kebijakan dengan mempersenjatai 1500 orang kelompok insurgensi anti-revolusi dan berusaha mengambil alih kekuasaan yang dikirim ke ke Kuba pada tanggal 17 April 1961, berhasil ditangkap atau terbunuh pada tanggal 19 April 1961. Kegagalan operasi yang bernama Operation Moongose atau dikenal dengan Bay of Pigs Invasion tersebut disebabkan karena kurangnya koordinasi di kalangan pemimpin militer, sehingga serangan tersebut hancur karena pasukan artileri yang terorganisir. Jika JFK berhasil mengkoordinir agar terjadinya dialog antara pemimpin militer dan mengerahkan angkatan laut untuk membantu serangan, maka hasilnya akan berbeda.
Dengan gagalnya serangan pada tahun 1961, pada tahun 1962, JFK mengeluarkan kebijakan embargo ekonomi kepada Kuba. Selain itu kongres juga menimpalinya dengan mengeluarkan resolusi untuk pemberian izin penggunaan kekuatan militer di Kuba jika semisalnya kepentingan AS diganggu. Selain itu banyak aksi-aksi latihan militer yang dilakukan oleh AS di kawasan Karibia. Hal itu terang membuat Kuba merasa terancam
Konflik-konflik AS dengan Kuba yang diperburuk dengan berbagai aksi AS tersebut, akhirnya menarik Uni Sovyet untuk turut campur dan mengambil keuntungan dari konflik ideologi dan kawasan dari AS dan Kuba. Selain itu Uni Sovyet juga memiliki kepentingan dengan Kuba yang merupakan sekutu yang berideologi sama dan kawasan yang strategis. Selain itu Uni Sovyet juga merasa bahwa pembuatan dan peletakan IRBM milik AS di Turki. Walaupun beberapa ahli berpendapat bahwa itu bukanlah penyebab bantuan Uni Sovyet ke Kuba dengan memberikan misil-misil berhulu ledak nuklir
Aksi Uni Sovyet tersebut ditanggapi oleh JFK dengan cepat dengan melakukan karantina perairan Kuba dan berusaha mengancam pihak Kuba dan Uni Sovyet yang terlihat di dalam pidatonya pada 22 Oktober 1962 :
“It shall be the policy of this nation to regard any nuclear missile launched from Cuba against any nation in the Western Hemisphere as an attack on the United States, requiring a full retaliatory response upon the Soviet Union.”
Ketegasan pernyataan JFK tersebut juga diikuti persiapan serangan udara berkekuatan penuh jika pihak Uni Sovyet tidak mau menanggalkan misil nuklirnya. Diskusi dengan Dewan Militer AS, JFK menekan mereka untuk mencoba jalan damai. Setelah lama munculnya konfrontasi Barat dan Timur tersebut akhirnya berhasil diakhiri dengan tidak mencapai kejadian yang ditakutkan oleh dunia, perang nuklir. Negosiasi yang alot tersebut diakhiri dengan perjanjian rahasia pelucutan misil AS di perbatasan Uni Sovyet dan pelucutan misil milik Uni Sovyet di Kuba. Konflik ini dikenal dengan nama October Crisis atau Cuban Missile Crisis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nasionalisme Arab