Perjuangan Kaum Jacobin
Kaum Jacobin yaitu
golongan ekstrim yang keras yang didukung oleh pendukung kota dan rakyat
miskin/kecil. Pada mulanya kaum Girondin dan kaum Jacobin bekerjasama secara
baik, tetapi kemudian pecah karena kaum Jacobin terlalu radikal dan kejam. Revolusi
yang menumbangkan monarki absolut di Prancis telah menimbulkan reaksi marah di
negara-negara tetangga Prancis. Mereka bergegas bersama membela monarki dan
membasmi revolusi yang sedang berkobar sebab mereka takut bahwa angin revolusi
akan di ekspor ke negara mereka. Mula-mula hanya Austria yang bersekutu dengan
Prussia melancarkan serangan terhadap Prancis pada tanggal 16 April 1792.
Serangan ini membuat rakyat Prancis semakin bersatu dan bersemangat untuk
membela revolusi mereka. Perang ini pada dasarnya adalah perang antara
prinsip-prinsip revolusi melawan prinsip-prinsip orla, yaitu ide republik
melawan ide monarki dan feodal. Akibat langsung dari perang melawan luar negeri
ini amat fatal bagi rakyat karena raja di tuduh sebab langsung serangan negara
lain, raja di tuduh bersekongkol dengan raja-raja lain untuk menumbangkan
revolusi. Maka rakyat pada tanggal 10 Agustus 1792 menyerbu istana Tuiwerie di
Paris, raja di pecat kendati masih di lindungi oleh dewan legislatif. Dewan ini
kemudian merubah dirinya pada tanggal 19 September 1792 menjadi dewan
convention yang memerintah negara. Dewan convention didominir oleh kaum Jocobin
dan Girondin tetapi yang memimpin dari kaum Jocobin Danton, Robespierre dan
Marat. Kini dalam negeri terjadi perang saudara, sementara Prussia dan Aurtria
menyerbu dari luar. Maka di bentuk pemerintah teror yang dikuasai kaum Jocobin.
Pemerintah teror segera mengerahkan rakyat dan tentara untuk
memukul Prussia dan Austria dalam waktu singkat. Kedua lawan tersebut dapat
dipukul pada 20 September 1792 di Palmy. Tanggal 21 dewan convention
(Conventional) bersidang segera untuk membentuk Republik, hasilnya tanggal 22
September 1792 di umumkan berdirinya Republik Prancis.
Terbentuknya Republik di Prancis mengundang raja-raja Eropa
makin gusar maka mereka membentuk kualisi I bulan Januari 1793 dengan anggota
Prussia, Autria, Inggris, Spanyol dan Belanda yang sepakat untuk menyerbu
Prancis. Mendengar terbentuk kualisi yang lebih besar ini kaum Revolusioner
makin radikal sehingga raja yang di tuduh bersekongkol akhirnya mereka pada
tanggal 21 Janiari 1793. Kemudian kaum Jacobin yang menyadari sebagai kaum
minoritas dalam conventio national, meskipun mendomini pemerintahan teror
segera membentik Panitia Keselamatan Umum (PKU) yang beranggotakan 12 orang
dengan ketua Danton (kemudian Robespierre) untuk menghadapi kualisi baru dan
menyelamatkan revolusi. PKU memang segala kekuasaan dan mengontrol segala
urusan luar maupun dalam negeri semua lawan politik dalam negeri disingkirkan,
bahka Danton sendiri akhirnya disingkirkan oleh Robespierre. Robespierre
melakukan kekejaman tidak hanya dengan lawan-lawan politiknya tetapi juga
terhadap rakyat, dia juga yang mengeluarkan kaum Girondin dari PKU.
Selama tahun 1793 dan 1794 pemerintah teror dibawah Jacobin
melakukan banyak kekejaman, ini memuncak bulan Januari 1794 ketika dalam satu
bulan saja ribuan (8350 orang) manusia dibumu termasuk Maria Antoinette. Perang
melawan kualisi memang terus dimenangkan oleh Prancis bukan karena pemerintah
teror yang hebat tetapi karena rakyat Prancis masih bersatu membela revolusi
mereka. Pemerintah teror dibawah Jacobin mulai hancur karena bertentangan dari
dalam dan tidak adanya dukungan rakyat. Ketika Danton yang mau agak lunak
disingkirkan Robespierre awal 1793 maka Robespierre menjadi diktator tunggal sebab
anggota PKU satu-persatu juga disingkirkan. Di pihal lain kekejaman Robespierre
tidak mendapat simpati dari rakyat. Dalam situasi seperti itulah kemudian
lawan-lawan politiknya melancarkan revolusi Thermidor, 27 Juli 1794 yang
menjatuhkan Robespierre bahkan menghukum dia dengan guillotine.
Dengan jatuhnya Robespieree maka pemerintah teror diganti
pemerintahan Directoire (5 orang direktur). PKU juga dibubarkan dan convention
national kembali mengambil peranan dalam bidang legislatif. Convention pada awal
1795 berhasil membuat UU yang mengatur adanya Majelis Tinggi dan Rendah yang
berkuasa dalam bidang legislatif. Convention juga membuat UUD baru, tetapi
mendapat tantangan dari banyak golongan sehingga pada bulan Oktober 1795
terjadi pemberontakan di Paris tetapi berhasil dipadamkan oleh Napoleon
Bonaparte.
Sumber :
S. Adisusilo, JR. 1982. Sejarah Eropa dari Renaissance sampai dengan Revolusi Perancis. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.
Furet & Richet. 1989. Revolusi Prancis. UGM Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar