Selasa, November 06, 2018

Perjuangan Kaum Jacobin


   Perjuangan Kaum Jacobin
     Kaum Jacobin  yaitu golongan ekstrim yang keras yang didukung oleh pendukung kota dan rakyat miskin/kecil. Pada mulanya kaum Girondin dan kaum Jacobin bekerjasama secara baik, tetapi kemudian pecah karena kaum Jacobin terlalu radikal dan kejam. Revolusi yang menumbangkan monarki absolut di Prancis telah menimbulkan reaksi marah di negara-negara tetangga Prancis. Mereka bergegas bersama membela monarki dan membasmi revolusi yang sedang berkobar sebab mereka takut bahwa angin revolusi akan di ekspor ke negara mereka. Mula-mula hanya Austria yang bersekutu dengan Prussia melancarkan serangan terhadap Prancis pada tanggal 16 April 1792. Serangan ini membuat rakyat Prancis semakin bersatu dan bersemangat untuk membela revolusi mereka. Perang ini pada dasarnya adalah perang antara prinsip-prinsip revolusi melawan prinsip-prinsip orla, yaitu ide republik melawan ide monarki dan feodal. Akibat langsung dari perang melawan luar negeri ini amat fatal bagi rakyat karena raja di tuduh sebab langsung serangan negara lain, raja di tuduh bersekongkol dengan raja-raja lain untuk menumbangkan revolusi. Maka rakyat pada tanggal 10 Agustus 1792 menyerbu istana Tuiwerie di Paris, raja di pecat kendati masih di lindungi oleh dewan legislatif. Dewan ini kemudian merubah dirinya pada tanggal 19 September 1792 menjadi dewan convention yang memerintah negara. Dewan convention didominir oleh kaum Jocobin dan Girondin tetapi yang memimpin dari kaum Jocobin Danton, Robespierre dan Marat. Kini dalam negeri terjadi perang saudara, sementara Prussia dan Aurtria menyerbu dari luar. Maka di bentuk pemerintah teror yang dikuasai kaum Jocobin.
     Pemerintah teror segera mengerahkan rakyat dan tentara untuk memukul Prussia dan Austria dalam waktu singkat. Kedua lawan tersebut dapat dipukul pada 20 September 1792 di Palmy. Tanggal 21 dewan convention (Conventional) bersidang segera untuk membentuk Republik, hasilnya tanggal 22 September 1792 di umumkan berdirinya Republik Prancis.
     Terbentuknya Republik di Prancis mengundang raja-raja Eropa makin gusar maka mereka membentuk kualisi I bulan Januari 1793 dengan anggota Prussia, Autria, Inggris, Spanyol dan Belanda yang sepakat untuk menyerbu Prancis. Mendengar terbentuk kualisi yang lebih besar ini kaum Revolusioner makin radikal sehingga raja yang di tuduh bersekongkol akhirnya mereka pada tanggal 21 Janiari 1793. Kemudian kaum Jacobin yang menyadari sebagai kaum minoritas dalam conventio national, meskipun mendomini pemerintahan teror segera membentik Panitia Keselamatan Umum (PKU) yang beranggotakan 12 orang dengan ketua Danton (kemudian Robespierre) untuk menghadapi kualisi baru dan menyelamatkan revolusi. PKU memang segala kekuasaan dan mengontrol segala urusan luar maupun dalam negeri semua lawan politik dalam negeri disingkirkan, bahka Danton sendiri akhirnya disingkirkan oleh Robespierre. Robespierre melakukan kekejaman tidak hanya dengan lawan-lawan politiknya tetapi juga terhadap rakyat, dia juga yang mengeluarkan kaum Girondin dari PKU.
     Selama tahun 1793 dan 1794 pemerintah teror dibawah Jacobin melakukan banyak kekejaman, ini memuncak bulan Januari 1794 ketika dalam satu bulan saja ribuan (8350 orang) manusia dibumu termasuk Maria Antoinette. Perang melawan kualisi memang terus dimenangkan oleh Prancis bukan karena pemerintah teror yang hebat tetapi karena rakyat Prancis masih bersatu membela revolusi mereka. Pemerintah teror dibawah Jacobin mulai hancur karena bertentangan dari dalam dan tidak adanya dukungan rakyat. Ketika Danton yang mau agak lunak disingkirkan Robespierre awal 1793 maka Robespierre menjadi diktator tunggal sebab anggota PKU satu-persatu juga disingkirkan. Di pihal lain kekejaman Robespierre tidak mendapat simpati dari rakyat. Dalam situasi seperti itulah kemudian lawan-lawan politiknya melancarkan revolusi Thermidor, 27 Juli 1794 yang menjatuhkan Robespierre bahkan menghukum dia dengan guillotine.
     Dengan jatuhnya Robespieree maka pemerintah teror diganti pemerintahan Directoire (5 orang direktur). PKU juga dibubarkan dan convention national kembali mengambil peranan dalam bidang legislatif. Convention pada awal 1795 berhasil membuat UU yang mengatur adanya Majelis Tinggi dan Rendah yang berkuasa dalam bidang legislatif. Convention juga membuat UUD baru, tetapi mendapat tantangan dari banyak golongan sehingga pada bulan Oktober 1795 terjadi pemberontakan di Paris tetapi berhasil dipadamkan oleh Napoleon Bonaparte.





Sumber :
S. Adisusilo, JR. 1982. Sejarah Eropa dari Renaissance sampai dengan Revolusi Perancis. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.


Furet & Richet. 1989. Revolusi Prancis. UGM Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nasionalisme Arab