Selasa, November 06, 2018

Perjuangan Kaum Girondin


A.    Perjuangan Kaum Girondin
Sejarah kaum Girondin berkaitan erat dengan suka duka perang. Sebagaimana diketahui, perang tersebut,merekalah yang telah mempersiapkannya, dan kemudian mengobarkannya. Dalam hal ini mereka mempunyai segala kesempatan untuk menjaga kelangsungan kekuasaan. Akan tetapi kebencian terhadap kelompok Paris yang berebut kekuasaan dengan mereka, membuatnya dikemudian hari meninggalkan cara-cara khusus yang dipertahankan kelompok Paris. Kelompok ini menghendaki perang, tetapi tidak menghendaki sarana-sarananya, menghendaki revolusi tetapi tidak menghendaki rintangan-rintangannya. Sehingga hal-hal tersebut memancing reaksi yang bermacam-macam di kalangan patriot dan borjuis, selama masa senjang manakala ancaman kontra revolusi nampaknya mereda, patriot dan borjuis mendapatkan dukungan penuh dari para wakil yang di rongrong oleh sikap waspada para pimpinan Paris yang selalu penuh curiga dan anti kekerasan. Akan tetapi,ketika penampilan angkatan perang tidak sesuai dengan yang diharapkan, ketika negeri dalam bahaya, bahkan revolusi juga terancam, maka orang-orang pun tidak lagi mengikuti langkah kaum Girondin.
Aksi 10 Agustus tidak melenyapkan ancaman-ancaman luar negeri. Di akhir bulan, perbatasan-perbatasan telah dikuasi tentara gabungan Austria-Prusia. Longwy, kemudian Verdun menyerah. Didalam negeri, komplotan “aristrokratis” bermunculan di Bretagne dan Vendee. Meskipun Danton telah berupaya untuk menyatukan kekuatan yang memiliki Legislatif dan Comune Paris dalam melawan musuh, namun Girondin yang berdiam diri, membiarkan dewan Paris untuk melaksanakan niatnya mengambil tindakan-tindakan bagi keselamatan publik. Suatu rancangan yang setahun kemudian menjadi pemerintah revolusioner itu mengarah pada : tindakan-tindakan penumpasan, pengusiran terhadap orang-orang yang dicurigai, dekrit menentang pastor pembangkang, dan panggilan untuk memperkuat pertahanan nasional. Karena diserang, maka orang-orang Girondin membiarkan saja apa yang terjadi, atau mengikutinya, meski dengan perasaan yang berentangan. Namun lambatnya kerja pengadilan luar biasa yang diresmikan pada tanggal 17 agustus, membangkitkan ledakan amarah menghendaki adanya penumpasan di Paris dari tanggal 2 sampai 4 September, kaum sansculottes berkemas menuju penjara-penjara untuk membantai secara membabi buta para pastor pembangkang dan orang-orang yang dinyatakan bersalah berdasarkan pengadilan rakyat. Pada saat itu, para Girondin memaklumi pembantaian tersebut, tanpa mengecamnya sama sekali. Akan tetapi, segera mereka berusaha memanfaatkan reaksi antiterorisme yang berkembang di seluruh negeri untuk dijadikan mesin penggerak perang melawan Commune. Musuh-musuh mereka atau lebih tepatnya rival mereka kan diberi sebutan kaum septembriseur.
Konvensi bersidang tanggal 21 september. Diseluruh negeri,kecuali di paris, kaum Girondintelah memtik hasil dari popularitasnya di Dewan yang lama yang baru saja di geser. Pada awal suahanya mereka bertinak sebagai pemimpin golongan mayoritas yang dinamakan kelompok marais (rawa) atau plaine (dataran) (para wail yang menempati lantai bawah Dewan) – yang memprioritaskan ikatan pada Revolusi. Kemenangan di Valmy yang segera diikuti dengan pengosongan wilayah itu dari musuh, dan serangan-serangan dari Belgia, dari sisi kiri sungai Rhein, Nice dan Savoya, memberi kekuatan baru bagi reaksi antiteroris. Sebagai kelompok dominan di konvensi, Girondin bisa mengajak Danton yang telah memberi uluran tangan, untuk bertindak dengan melupakan masa lalu, mereka mempersatukan kembali para demokrat. Akan tetapi, kebencian terhadapkeluarga Roland,terhadap eksklusivisme sekte dan efek sampingan yang digembor-gemborkan seacara berlebihan, membuat orang-orang yang paling bersemangat antara mereka itu mengesampingkan persatuan tersebut,untuk lebih mengutamakan kepentingan mereka sendiri. Dengan monopoli jabatan di komite-komite Dewan, mereka mengacau sejumlah wakil kelompok Plaine, seperti Couthon dan Lebas, yang sedikit demi sedikit mendekatkan diri kepada kelompok montagne. Karena tak henti-hentinya menyerang kelompok Paris beserta pahlawan-pahlawan  nya, Girondin dituduh sebagai pendukung federalisme. ‘kepemimpinan” Girondin sama sekali tidak pernah mencapai politik yang konstruktif. Mereka tidak mau meyepakati hukuman bagi raja tetapi juga tidak mau menunjkan kerendahan hati untuk memintakan keringanan,sehingga dengan demikian mereka tidak dapat menghalangi penghukuman terhadap Raja. Ada yang menulis bahwa ereka tidak becus menangani perang; apa lagi menciptakan perdamaian,yang bagaimanapun juga pernah mereka kemukakan perlunya. Hasilnya adalah koalisi Inggris akan bertahan sebagai faktor dominan dalam koalisi itu selama dua puluh tahun.
Musim semi 1793 akan merupakan saat yang fatal bagi Girondin. Di mana-mana bangunan mulai retak. Sekali lag i terjadi kekalahan dan penghianatan, akibatnya negeri dalam keadaan bahaya. Custine meninggalkan daerah sisi kiri sungai Rhein. Dumouriez tidak dapat mempertahankan Belgia, kemudian berpaling memihak musuh dengan membawa serta calon Louis-Philippe. Bangkitnya tiga ratus ribu orang yang diperintahkan oleh konvennsi, berakibat dengan munculnya pemberontakan di Vendee yang seolah-olah menyapu bersih seluruh pertahanan. Di paris,gusar karena mahalnya barang dagangan, kaum sans-culottes mengeluarkan ancaman. Akan tetapi, kaum Girondin menolak konsesi yang telah disetujuinya setelah peristiwa 10 Agustus. Pada bulan maret dan april, Plaine mengadakan pemungutan suara terhadap sedert tindakan-tindakan revolusioneryang di ajukan oleh Montagnard,untuk menentang mereka.
Pemberontakan sans-culottes mempersiapkan diri untuk hari besar yang telah direncanakan: Robespierre dan Marat, yang meyediakan diri untuk membatasi pemberontakan itu, harus membiarkannya berlangsung. Pada tanggal 31 mei,para sans-culottes hanya berhasil mencapai tindakan-tindakan dalam bagian tertentu saja, tanggal 2 juni dengan dikelilingi oleh delapan puluh ribu pasukan, konvensi mengesahkan penangkapan terhadap dua puluh sembilan wakil Grondin yang paling menonjol. Peran politik Girondin selesai sudah. Sejarah membicarakannya dalam tempat yang sesungguhnya di dalam perjalanan revolusi. Asal-usul sosial mereka, sama sekali tidak dibedakan dengan kaum Montagnard : baik watawan ataupun pengacara, sebagian besar dari mereka keluaran tempat penggodokan yang sama, tempat politis-politisi demokrat mendapat gemblengan. A. Mathies menekankan bahwa kaum Girondin mengenali rakyat sebagai sosok yang memuakkan; sebaliknya mengecam mereka karena meeka menyerah ada godaan akan kehidupan kelas tinggi. Namun tak satupun hal akan memungkinkan orang untuk berpikir bahwasanya keseriusan dan kesederhanaan dan keberadaan tokoh-tokoh rakyat telah merupakan awal dari kehupan kelas tinggi; Robespierre juga seperti Vergniaud yang tidak memiliki selera rendah dan jorok. Danton dan Desmoulin benci salon-salon maupun klub-klub nyonya besar.
Asal usul politik dalam rancangan prinsip-prinsip,  tak satupun dapat memisahkan secara pundamental antara Girondin dengan demokrat lain. Antara kaum Borjuis dengan rakyat, tanpa mereka mengkehendaki,  mereka harus mengakhirinya dengan bertumpu pada semua musuh Revolusi. Individualisme  kelompok Girondin tampak jelas terutama dalam bidang mentalitas dan psikologi . Secara jelas tampak pada XVIII, bahwa kaum Girondin mengenal cita rasa kebebasan yang hebat, cita rasa kesenanagan, cita rasa optimisme dan kehidupan. Dari goncangan revolusioner, yang terpenting mereka telah berhasil menguak hierarki sosial, dengan memberikan peluang-peluang yang berarti bagi orang-orang berbakat dan bagi Pretise tuturan oratoris. Itulah yang memberi warna dalam kenangan mereka, warna abadi jiwa muda, tanpa tanggung jawab dan menantang.


Sumber :
S. Adisusilo, JR. 1982. Sejarah Eropa dari Renaissance sampai dengan Revolusi Perancis. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.

Furet & Richet. 1989. Revolusi Prancis. UGM Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nasionalisme Arab