Latar
Belakang Munculnya Perbudakan di Amerika Latin
Orang-orang Eropa datang ke Amerika Latin karena
adanya semangat penjelajahan samudra dan keinginan untuk membuktikan bahwa bumi
ini bulat serta adanya semboyan 3 G (Glory,Giospel, Gold ), tetapi
setelah mengetahui bahwa Amerika Latin merupakan wilayah yang subur dan kaya
akan kekayaan alam maka orang-orang Eropa ingin menguasai Amerika Latin dan
menjadikannya koloni, karena tanahnya yang subur dapat dijadikan
perkebunan-perkebunan dengan tanaman eksport yang menjadi kebutuhan terpenting
mereka dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan yaitu menguasai
wilayah Amerika Latin maka orang-orang Eropa memperbudak penduduk asli (Indian)
khususnya di daerah-daerah yang strategis dan tanahnya subur yang dapat
memberikan banyak keuntungan bagi orang-orang Eropa. Daerah yang dijadikan
daerah koloni misalnya Kepulauan Karibia dimana terdiri dari banyak negara
antara lain: Haiti, Kuba, Republik Dominika, Jamaika. Bahamas, Barbados, dan
Trinidad Tobago.
Sebelum ada perdagangan budak, yang datang
pertama kali ke Amerika adalah para penjelajah Portugis yang mendarat di Pantai
Gading yang sekarang dikenal dengan wilayah Ghana pada tahun 1471. Para
penjelajah Portugis ini veronika mulai berniaga dengan
penduduk di sepanjang pesisir pantai Gading atau Pantai Guinca. Pada mulanya
barang dagangan mereka yang utama adalah gading, lada, dan serbuk emas, dari
perniagaan Portugis itu banyak mendatangkan keuntungan yang
besar. Keberhasilan perniagaan Portugis di Afrika yaitu di Pantai Gading
terdengar oleh orang-orang Eropa yang lain seperti Belanda, Inggris, dan Perancis,
sehingga merekapun datang menyusul Portugis di Afrika untuk menguasai dan
mengambil kekayaannya. Dan menjelang abad ke-18 serangkaian benteng Eropa berdiri
di sepanjang Pantai Emas atau Pesisir Guinea. Pada
akhirnya perdagangan emas menjadi kegiatan kedua sesudah lalu lintas manusia.
Perdagangan manusia itu untuk dijadikan budak pada daerah perkebunan, apalagi
perkebunan, pabrik dan pertambangan di daerah koloni mereka di Amerika
khususnya di Amerika Latin yang membutuhkan tenaga kerja yang murah dalam
jumlah besar, maka perbudakan menjadi sangat penting sebab perdagangan budak
merupakan keuntungan komoditas eksport yang utama bagi Eropa.
Orang-orang Spanyol mulai menduduki Amerika Latin
pada tahun 1500. Orang-orang Spanyol yang datang ke Amerika Latin mulai mendirikan
perkebunan-perkebunan, pabrik-pabrik dan pertambangan, dimana semua kegiatan
memerlukan banyak sekali tenaga kerja untuk dipekerjakan di tempat-tempat
tersebut dan dipekerjakan di rumah tangga mereka (pembantu rumah tangga). Maka
orang-orang Spanyol mulai memperbudak penduduk asli yaitu Indian untuk memenuhi
kepentingan mereka. Orang-orang Indian (penduduk pribumi yang
dijadikan budak di perkebunan-perkebunan, pabrik-pabrik, pertambangan, dan menjadi
pekerja rumah tangga untuk orang-orang Spanyol. Karena
perbudakan ini menimbulkan penderitaan bagi orang Indian mereka kehilangan hak
dan kebebasan di negerinya sendiri. Perlakuan orang-orang Spanyol terhadap
budaknya semakin kejam sehingga orang-orang Indian yang bekerja sebagai budak
pada orang Eropa semakin lama semakin berkurang dan mendekati kepunahan. Hal
itu yang menyebabkan perkebunan, pabrik, dan
pertambangan menjadi terbengkalai karena kekurangan tenaga kerja. Sedangkan
hanya sedikit penduduk kulit pulih yang mau bekerja sebagai buruh atau bahkan
sebagai budak di perkebunan, pabrik, dan pertambangan, karena mereka menganggap
bahwa pekerjaan itu hina atau kasar dan tidak layak bagi orang kulit merah.
Maka untuk mencukupi jumlah tenaga kerja
itu orang orang Eropa mendatangkan budak dari benua Afrika.
Orang Spanyol mendatangkan budak dari Afrika
untuk pertama kali pada tahun 1510 untuk dipekerjakan pada daerah perkebunan, pabrik, dan
pertambangan. Khusus pada perkebunan tebu saat itu mengalami kesulitan untuk
memproduksi gula, padahal tebu merupakan komoditi eksport
yang paling besar dan paling banyak dibutuhkan dalam kehidupun sehari-hari baik
di Amerika Latin maupun di Eropa. Kesulitan itu disebabkan karena peduduk
pribumi hampir punah. Untuk meningkatkan produksi tebu maka Orang Spanyol
mendatangkan budak dari Afrika dan menjelang abad ke-16 perdagangan budak telah
menjadi kegiatan yang terpenting. Bahkan lebih penting dari perdagangan emas
(Grolier International Inc, jilid 8 : 233).
Perdagangan budak bangsa Eropa sebenarnya telah
dimulai ketika Bangsa Portugis pertama kali membawa budak-budak dari Afrika ke
Portugis pada tahun 1446. Tetapi meskipun perdagangan budak sudah dimulai oleh
Bangsa Portugis namun yang menjadi pencetus utama dari kegiatan keji itu
(perdagangan budak) adalah seorang marinir Inggris di zaman Ratu Elizabeth
yaitu John Hawkins yang telah memulai pelayaran pertamanya pada tahun 1562.
Kemudian John Hawkins mengadakan
kontrak mensuplai budak ke Spanyol dan mengangkut beberapa ratus
budak kulit hitam ke Karibia dari Pesisir Guinea, Afrika.
Perdagangan budak semakin meningkat pada abad ke 17 dan mencapai puncaknya pada
abad ke-8 dimana perdagangan budak menjadi semakin kompetitif (Grolier
International Inc, jilid 8; 233 ).
Pada abad ke 16 dan 17, orang menganggap
perbudakan itu salah masih sangat sedikit, khususnya bagi orang Eropa.
Sedangkan Inggris pada tahun 1631 mendirikan benteng Karmatin di pesisir Guinea
dan bahkan pada tahun 1663 atas perintah Raja Charles di keluarkan uang logam
yang khusus digunakan dalam perdagangan budak di daerah Pesisir Guinea yang
dikenal dengan uang Guinea (Grolier International Inc, jilid 8; 233 ). Pada
tahun 1672 Inggris juga memberikan hak kepada Royaf African Company
yaitu hak carter untuk mengambil alih perdagangan budak dari tangan Belanda dan
untuk mengapalkan budak ke berbagai perkebunan tebu di Hindia Barat. Hal
tersebut membuat orang Eropa saling bertikai untuk memperoleh bagian dalam
pasar budak, tetapi Belanda tetap menjual kepentingan-kepentingannya kepada
Inggris (Negara dan Bangsa Jilid 8:204). Sedangkan orang Spanyol pada umumnya
tidak banyak terlibat dalam perdagangan budak karena sebagian dan mereka tidak
memiliki daerah jajahan di pesisir pantai Guinea. Tetapi orang Spanyol ini
selalu siap untuk memanfaatkan perilaku buruk
para pesaingnya sehingga
mereka dengan leluasa
membeli budak dari para pedagang Belanda, Inggris dan Perancis.
DAFTAR PUSTAKA
Grolier International Inc, 1989, Negara dan Bangsa, Amerika Utara.
jilid 8. Jakarta : Widya Dara
------------------------------, 1989. Negara dan Bangsa, Amerika Tengah dan Amerika
Selatan. jilid 9. Jakarta: Widya Dara
------------------------------, 1989. Negara dan Bangsa, Amerika Utara, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan. jilid 10. Jakarta: Widya Dara
Polak, Mayor J.B.A.F. 1975. Sejarah Dunia Moderen. Malang.
Gunung Agung Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar