Jumat, Februari 15, 2019

Latar Belakang Munculnya Perbudakan di Amerika Latin


 Latar Belakang Munculnya Perbudakan di Amerika Latin
Orang-orang Eropa datang ke Amerika Latin karena adanya semangat penjelajahan samudra dan keinginan untuk membuktikan bahwa bumi ini bulat serta adanya semboyan 3 G (Glory,Giospel, Gold ), tetapi setelah mengetahui bahwa Amerika Latin merupakan wilayah yang subur dan kaya akan kekayaan alam maka orang-orang Eropa ingin menguasai Amerika Latin dan menjadikannya koloni, karena tanahnya yang subur dapat dijadikan perkebunan-perkebunan dengan tanaman eksport yang menjadi kebutuhan terpenting mereka dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan yaitu menguasai wilayah Amerika Latin maka orang-orang Eropa memperbudak penduduk asli (Indian) khususnya di daerah-daerah yang strategis dan tanahnya subur yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi orang-orang Eropa. Daerah yang dijadikan daerah koloni misalnya Kepulauan Karibia dimana terdiri dari banyak negara antara lain: Haiti, Kuba, Republik Dominika, Jamaika. Bahamas, Barbados, dan Trinidad Tobago.
Sebelum ada perdagangan budak, yang datang pertama kali ke Amerika adalah para penjelajah Portugis yang mendarat di Pantai Gading yang sekarang dikenal dengan wilayah Ghana pada tahun 1471. Para penjelajah Portugis ini veronika mulai berniaga dengan penduduk di sepanjang pesisir pantai Gading atau Pantai Guinca. Pada mulanya barang dagangan mereka yang utama adalah gading, lada, dan serbuk emas, dari perniagaan Portugis itu banyak mendatangkan keuntungan yang besar. Keberhasilan perniagaan Portugis di Afrika yaitu di Pantai Gading terdengar oleh orang-orang Eropa yang lain seperti Belanda, Inggris, dan Perancis, sehingga merekapun datang menyusul Portugis di Afrika untuk menguasai dan mengambil kekayaannya. Dan menjelang abad ke-18 serangkaian benteng Eropa berdiri di sepanjang Pantai Emas atau Pesisir Guinea. Pada akhirnya perdagangan emas menjadi kegiatan kedua sesudah lalu lintas manusia. Perdagangan manusia itu untuk dijadikan budak pada daerah perkebunan, apalagi perkebunan, pabrik dan pertambangan di daerah koloni mereka di Amerika khususnya di Amerika Latin yang membutuhkan tenaga kerja yang murah dalam jumlah besar, maka perbudakan menjadi sangat penting sebab perdagangan budak merupakan keuntungan komoditas eksport yang utama bagi Eropa.
Orang-orang Spanyol mulai menduduki Amerika Latin pada tahun 1500. Orang-orang Spanyol yang datang ke Amerika Latin mulai mendirikan perkebunan-perkebunan, pabrik-pabrik dan pertambangan, dimana semua kegiatan memerlukan banyak sekali tenaga kerja untuk dipekerjakan di tempat-tempat tersebut dan dipekerjakan di rumah tangga mereka (pembantu rumah tangga). Maka orang-orang Spanyol mulai memperbudak penduduk asli yaitu Indian untuk memenuhi kepentingan mereka. Orang-orang Indian (penduduk pribumi yang dijadikan  budak di perkebunan-perkebunan, pabrik-pabrik, pertambangan, dan menjadi pekerja rumah tangga untuk orang-orang Spanyol. Karena perbudakan ini menimbulkan penderitaan bagi orang Indian mereka kehilangan hak dan kebebasan di negerinya sendiri. Perlakuan orang-orang Spanyol terhadap budaknya semakin kejam sehingga orang-orang Indian yang bekerja sebagai budak pada orang Eropa semakin lama semakin berkurang dan mendekati kepunahan. Hal itu yang menyebabkan perkebunan, pabrik, dan pertambangan menjadi terbengkalai karena kekurangan tenaga kerja. Sedangkan hanya sedikit penduduk kulit pulih yang mau bekerja sebagai buruh atau bahkan sebagai budak di perkebunan, pabrik, dan pertambangan, karena mereka menganggap bahwa pekerjaan itu hina atau kasar dan tidak layak bagi orang kulit merah. Maka  untuk mencukupi jumlah tenaga kerja itu orang orang Eropa mendatangkan budak dari benua Afrika.
Orang Spanyol mendatangkan budak dari Afrika untuk pertama kali pada tahun 1510 untuk dipekerjakan pada daerah perkebunan, pabrik, dan pertambangan. Khusus pada perkebunan tebu saat itu mengalami kesulitan untuk memproduksi gula, padahal tebu merupakan komoditi eksport yang paling besar dan paling banyak dibutuhkan dalam kehidupun sehari-hari baik di Amerika Latin maupun di Eropa. Kesulitan itu disebabkan karena peduduk pribumi hampir punah. Untuk meningkatkan produksi tebu maka Orang Spanyol mendatangkan budak dari Afrika dan menjelang abad ke-16 perdagangan budak telah menjadi kegiatan yang terpenting. Bahkan lebih penting dari perdagangan emas (Grolier International Inc, jilid 8 : 233).
Perdagangan budak bangsa Eropa sebenarnya telah dimulai ketika Bangsa Portugis pertama kali membawa budak-budak dari Afrika ke Portugis pada tahun 1446. Tetapi meskipun perdagangan budak sudah dimulai oleh Bangsa Portugis namun yang menjadi pencetus utama dari kegiatan keji itu (perdagangan budak) adalah seorang marinir Inggris di zaman Ratu Elizabeth yaitu John Hawkins yang telah memulai pelayaran pertamanya pada tahun 1562. Kemudian  John Hawkins mengadakan kontrak mensuplai budak ke Spanyol dan mengangkut beberapa ratus budak kulit hitam ke Karibia dari Pesisir Guinea, Afrika. Perdagangan budak semakin meningkat pada abad ke 17 dan mencapai puncaknya pada abad ke-8 dimana perdagangan budak menjadi semakin kompetitif (Grolier International Inc, jilid 8; 233 ).
Pada abad ke 16 dan 17, orang menganggap perbudakan itu salah masih sangat sedikit, khususnya bagi orang Eropa. Sedangkan Inggris pada tahun 1631 mendirikan benteng Karmatin di pesisir Guinea dan bahkan pada tahun 1663 atas perintah Raja Charles di keluarkan uang logam yang khusus digunakan dalam perdagangan budak di daerah Pesisir Guinea yang dikenal dengan uang Guinea (Grolier International Inc, jilid 8; 233 ). Pada tahun 1672 Inggris juga memberikan hak kepada Royaf African Company yaitu hak carter untuk mengambil alih perdagangan budak dari tangan Belanda dan untuk mengapalkan budak ke berbagai perkebunan tebu di Hindia Barat. Hal tersebut membuat orang Eropa saling bertikai untuk memperoleh bagian dalam pasar budak, tetapi Belanda tetap menjual kepentingan-kepentingannya kepada Inggris (Negara dan Bangsa Jilid 8:204). Sedangkan orang Spanyol pada umumnya tidak banyak terlibat dalam perdagangan budak karena sebagian dan mereka tidak memiliki daerah jajahan di pesisir pantai Guinea. Tetapi orang Spanyol ini selalu siap untuk memanfaatkan perilaku buruk  para  pesaingnya  sehingga   mereka  dengan   leluasa  membeli budak dari para pedagang Belanda, Inggris dan Perancis.


DAFTAR PUSTAKA


Grolier International Inc, 1989, Negara dan Bangsa, Amerika Utara. jilid 8.  Jakarta : Widya Dara
------------------------------, 1989. Negara dan Bangsa, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. jilid 9. Jakarta: Widya Dara
------------------------------, 1989. Negara dan Bangsa, Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. jilid 10. Jakarta: Widya Dara
Polak, Mayor J.B.A.F. 1975. Sejarah Dunia Moderen. Malang. Gunung Agung Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nasionalisme Arab