Jumat, Juni 14, 2019

Mengapa gerakan revolusi di pelopori oleh keturunan Abbas ?

A.    Revolusi Abbasiyah
            Ada sejumlah alasan mengapa  gerakan revolusi yang di pelopori oleh para keturunan Abbas. Pertama, banyak kelompok umat yang sudah tidak mendukung kekuasaan imperium Bani Umayyah yang korup, sekuler dan memihak banyak kelompok. Kelompok syi”ah sejak awal berdirinya Daulah Bani Umayyah telah memberontak karena merasa hak meraka terhadap kekuasan di rampok oleh Muawiyah dan keturunanya. Kelompok khawarij juga merasa bahwa hak politik umat tidak boleh dimonopili oleh keturunan tertentu tetapi merupakan hak setiap muslim. Kelompok ini merasa bahwa para khalifah Bani Umayyah menjalankan kekuasan secara sekuler.
Kelompok lain yang sangat membeci kekuasan Bani adalah Mawali, yaitu orang orang non arab yang baru masuk agama Islam. Mereka yang kebanyakan berasal dari Persia, merasa tidak di perlakukan setara dengan orang orang arab karena mendapat beban yang sangat tinggi. Kelompok inilah yang telah mendukung revolusi Abbasiyah untuk menggulingkan kekuasaan Bani Umayyah.
            Abu  al-‘Abbas yang mengeraakkan roda revolusi ini mengunakan ideology keagamaan untuk meruntuhkan legitimasi kekuasaan Bani Umayyah.Untuk menyebarkan ideologi ini mereka menggunakan para dai’ yang disebarkan ke pelosok-pelosok wilayah imperium Bani Umayyah terutama di bagian timur.Dakwah politik ini berlangsung lama dalam bentuk rahasia.Propaganda Abu al-Abbas berisi tentang legitimasi keagamaan keluarga ini untuk menggantikan Bani Umayyah dalam memimpin umat islam.Pertama,dia memuji dan membela islam serta bersyukur pada tuhan.Kemudian,dia berbicara mengenai keluarganya sendiri,ketakwaaannya dan kedekatan kekerabatannya dengan Nabi Muhammad.Argumentasi ini sangat penting untuk menarik dukungan terutama dari kalangan Syi’ah yang percaya bahwa kekhalifahan adalah hak keluarga Nabi Muhammad.Isu lain yang digunakan dalam propaganda politik Abbasiyah adalah mengenai pembagian kekayaan yang adil sebagaimana yang dijalankan pada masa Khulafa al-Rasidin sebelum Bani umayyah memonopoli kekayaan ini,Abu al-Abbas berjanji untuk menegakkan kembali keadilan yang telah dipraktekan oleh Khulafa al-Rasyidin.
            Propaganda revolusi Abbasiyah juga menarik banyak orang karena nuansa keagamaannya.menurut propaganda ini,menggulingkan kekuasaan Bani Umayyah diperintahkan oleh agama karena komitmen mereka dalam menegakkan syariat islam sangat rendah.Bani Abbas meyakinkan para pendukungnya bahwa Bani Umayyah tidak memerintah umat berdasarkan ajaran Muhammad Rasulullah.karena itu,memberontak terhadap kekuasaan Bani Umayyah tidak hanya hak bagi setiap umat tetapi juga kewajiban.Abbasiyah juga meyakinkan umat untuk mengembalikan kekuasaan kekeluarga Rasulullah.namun ,berbeda dengan klaim Syi’ah yang menarik garis keturunan Nabi Muhammad dari pamannya Abu Talib,Abbasiyah menarik garis keturunan Nabi Muhammad dari pamannya yang lain yaitu Abbas sebagai pewaris sah tahta islam .
            Suporter gerakan Abbasiyah yang utama dalam menggulingkan kekuasaan Bani Ummayah adalah para mawali keturunan Persia yang tinggal di wilayah Khuasan.mereka tertarik dengan gerakan ini karena merasa tertindas oleh pemerintahan Bani Umayyah dengan beban pajak yang sangat memberatkan dibandingkan orang-orang arab.Para pemimpin Abbasiyah sadar bahwa kesadaran ideologi saja tidak cukup,kekuatan tentara dan senjatalah yang menentukan yang menetukan dalam mengguligkan imperium Bani Umayyah yang masih memiliki pasukan yang kuat.karena itu,Abu al-abbas sengaja merekrut orang-orang Khurasan yang dikenal sangat kuat,pemberani dan ahli strategi perang sebagai tulang punggung kekuatan militernya.
            Gerakan revolusi Abbasiyah juga mempergunakan suku arab selatan,orang-orang Qais Yaman ,yang membenci Bani Umayyah karena tersingkir dari lingkaran kekuasaan Bani Umayyah yang lebih memilih pesaing mereka,suku arab dari wilayah utara, Qais dan Mudar. Orang-orang Yaman inilah yangmenjadi salah satu tulang punggung kekuatan Abu Muslim al-Khurasani, Jendral Persia yang menjadi salah saru inti kekuatan gerakan revolusi Abbasiyah.
            Gerakan pengguling imperium Umayyah ini sukses berkat organisasi tentara yang dipersenjatai dan diorganisir dengan baik. Abu Muslim dari orang Arab dan non-Arab yang diperlukan secara setara. Dialah yang memulai pemberontakan terbuka terhadap pemerintahan Bani Umayyah pada tahun 747 M. wiklayah imperium Umayyah yang pertama dapat dikatakan adalah wilayah Khurasan. Setelah ditakhlukkan wiklayah-wilayah lain disekitarnya. Wilayah disebelah timur Khurasan yang sudah terputus dari pemerintahan pusat selanjutnya menjadi sasaran penakhlukan dengan mudah. Kemudian wilayah lain dapat dikuasai dengan mudah yaitu Herat, Balkh, dan Asia Tengah, Tukharisan, Tirmidh, Samarqand dan Bukhara. Selain itu wilayah Iran utara dan tengah juga mulai dikuasai yaitu Yazd, Jurjan, Ray, Hamadan, Qum dan desa-desa di dekat Isfahan dan akhirnya Nahawand. Tentara Abbaiyah bergerak ke barat daya untuk menaklukan Sistan dan Sind. Akhirnya kekuatan Abbasiyah ditujukan ke wilayah barat ke jantung kekuasaan Umayyah di Damaskus, Syria. Pada pertempuran di sungai Zab Februari 750 pasukan Abbasiyah menghancurkan kekuatan khalifah Umayyah terakhir, Marwan di desa Busir pada bulan agustus 750. Pasukan Abbasiyah kemudian membersihkan sisa-sisa kekuatan Bani Umayyah.
            Dengan runtuhnya kekuatan Bani Umayyah, Bani Abbasiyah memimpin umat islam dengan format dan ideology baru. Khalifah Abbasiyah menganggap kekuasaannya berasal dari Tuhan dan menjadi penuntun yang sebenarnya bagi masyarakt Muslim. Mereka memegang amanat kekuasaan ntuk menjadi penyelamat umat. Gelar al-Mansur, al-Mahdi, al-Hadi dan al-Rashid mengindikasikan bahwa mereka mengklaim diri endapat runtunan dari Tuhan dijalan yang lurus untuk membawa pencerahan dan untuk mengembalikan umat islam ke jalan yang benar. Para Khalifah juga menjadi pelindung para ulama dan ilmuwan. Tidak seperti Bani Umayyah yang hanya bergelar “Khalifah Rasulullah” para khalifah Abbasiyah bergelar “Bayangan Tuhan di Bumi” dan “Khalifah Allah”. Mempromosikan diri sebagai pelaksana hokum Tuhan dengan mencari legitimasi dari para ulama, para khalifah Abbasiyah mengklaim memiliki hak suci untuk memegang tampuk kekuasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nasionalisme Arab