Awal kerjasama Negara-negara Amerika Latin dengan Indonesia.
Forum for East Asia – Latin America Cooperation (FEALAC) didirikan pada tahun 1999, mulai dari pelaksanaan Senior Officials Meeting (SOM) yang pertama di Singapura, FEALAC telah menjadi kerja sama antar-kawasan yang penting di dunia. Hal ini berlaku tidak hanya dari jumlah anggotanya yang sekarang telah mencapai 36 negara, 16 di antaranya dari Asia Timur dan 20 di antaranya dari Amerika Latin, tetapi dari jumlah aktivitasnya. Negara-negara anggota FEALAC dari kawasan Asia Timur adalah Astralia, Brunai Darussalam, China, Filipina, Indonesia, Jepang, Kamboja, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Myanmar, Mongolia, Selendia Baru, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Negara-negara anggota dari kawasan Amerika Latin adalah Argentina, Bolivia, Brazil, Chili, Kolombia, Coastarika, Kuba, Republik Dominika, Equador, Elsavador, Guatemala, Mexico, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, Suriname, Honduras, dan Venezuela.
Organisai Intra Regional FEALAC di resmikan pada tahun 2001 yang merupakan prakarsa dari PM Singapura Goh Chok Tong yang dilatarbelakangi oleh peningkatan perhatian terhadap kawasan lain yang merupakan guliran dari kecenderungan hubungan internasional pada dekade 1990-an, perkembangan ekonomi di berbagai kawasan telah menimbulkan saling ketergantungan ekonomi antar negara, sebagai dampak dari proses liberalisasi perdagangan dunia dan fenomena perkembangan integrasi berbagai regional grouping yang menunjukkan kemajuan yang mengesankan.
Dalam dekade pertama, yaitu dari 2001-2011, FEALAC telah memiliki dasar yang kuat secara politik, dan secara umum negara-negara anggotanya mengalami pertumbuhan secara kuantitatif, begitu pula dalam hal ruang lingkup kerjasama yang dilakukan. Prinsip dasar FEALAC adalah menghormati kedaulatan dan integritas teritorial, tidak melakukan intervensi, memiliki kedudukan yang setara, saling menguntungkan, tujuan pembangunan bersama, penghormatan dan pemahaman budaya, cara hidup, dan pengambilan keputusan dengan konsensus.
Pembentukan FEALAC dilatar belakangi oleh dinamika pertumbuhan perdagangan di Amerika Latin, keperluan untuk membuat pondasi hubungan yang kuat antara Asia Timur dan Amerika Latin, adanya kebutuhan untuk melengkapi kerjasama ASEAN dan MERCOSUR yang sudah ada namun bukan merupakan sebuah forum yang menjembatani hubungan antara kedua kawasan, serta kebutuhan untuk menjalin kerjasama regional dalam rangka menghadapi tantangan global saat ini dan peluang di kawasan Asia Timur dan Amerika Latin.
Forum FEALAC menawarkan hasil yang positif di bidang ekonomi, politik, dan hubungan sosial budaya kepada Asia Timur dan juga Amerika Latin sendiri. Hal ini dikarenakan FEALAC memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
Potensi yang dimiliki oleh FEALAC sebagai organisasi kerjasama Jom FISIP Volume 1 No.2- Oktober 2014 3 intra regional cukup besar dan menjanjikan karena dalam satu forum kerjasama FEALAC mempertemukan hampir 3 (tiga) milyar penduduk dunia dan juga menurut data dari Bank Dunia pendapatan rata-rata perkapita penduduk Asia Timur dan Amerika Latin pada tahun 2000 mencapai US$ 4000 dengan daya beli yang lebih tinggi dari Negara-negara Eropa Timur dan Afrika. Potensi ini juga didukung oleh perkembangan kegiatan perdagangan dan investasi di kawasan tersebut. Saat ini negara-negara di Amerika Latin telah memiliki perjanjian yang mendorong aktifitas perdagangan bebas dan kerjasama ekonomi serta perjanjian perlindungan investasi. Sesuai data ekspor perdagangan Indonesia ke kawasan Amerika Latin dalam tren lima tahun melalui kerjasama Free Trade mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Perkembangan kawasan di Amerika Latin yang memperlihatkan kecenderungan penguatan integrasi kawasan telah membuka peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan hubungan baik secara bilateral (Negara per Negara) maupun dengan kelompokkelompok regional serta kelompok antar kawasan.
Dalam hal kerjasama di bidang ekonomi, Amerika Latin telah terbukti sebagai pasar alternatif bagi Indonesia, sehingga semakin memperbesar pasar ekspor Indonesia. Ini tentunya sangat bermanfaat bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) di tanah air, dimana terjadi peningkatan ekspor Indonesia ke negara-negara anggota FEALAC di Amerika Latin. Kementrian Luar Negeri sendiri mencatat bahwa setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia dengan negara-negara anggota FEALAC meningkat secara signifikan. Catatan dari tahun 2007 ke 2008 saja, menunjukkan angka peningkatan sebesar 45 persen, tepatnya dari senilai USD 116 triliun pada 2007 menjadi USD 168 triliun pada tahun berikutnya. Nilai ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia mencapai US $ 2.046.287 pada 2009, dan meningkat menjadi US $ 3.436.962 pada 2010, sedangkan pada 2011 mencapai US $ 3.920.615. Neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia pada 2009 sebesar US $ - 371.454, pada 2010 sebesar US $ 46.092 dan pada 2011 sebesar US $ - 707.272. 1
Indonesia memandang FEALAC sebagai instrumen untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan negaranegara Amerika Latin. Hal ini karena hubungan Indonesia dengan negaranegara di kawasan ini masih rendah dalam hal intensitas kerja sama, kontak resmi, people to people, dan hubungan ekonomi (perdagangan, pariwisata, dan investasi)
Namun demikian, jarak yang cukup jauh antara Asia Timur dan Amerika Latin merupakan masalah yang tidak dapat dihindari. Meskipun kemajuan teknologi telah dapat menghubungkan sebagian besar wilayah dunia, tetapi untuk melakukan kerja sama pada tingkat para ahli dan people-to-people contact, masalah jarak ini ternyata masih menjadi kendala, karena hal ini terkait dengan masalah pembiayaan. Kendala lainnya adalah berupa identitas politik negara-negara anggota FEALAC yang sangat beragam
Organisai Intra Regional FEALAC di resmikan pada tahun 2001 yang merupakan prakarsa dari PM Singapura Goh Chok Tong yang dilatarbelakangi oleh peningkatan perhatian terhadap kawasan lain yang merupakan guliran dari kecenderungan hubungan internasional pada dekade 1990-an, perkembangan ekonomi di berbagai kawasan telah menimbulkan saling ketergantungan ekonomi antar negara, sebagai dampak dari proses liberalisasi perdagangan dunia dan fenomena perkembangan integrasi berbagai regional grouping yang menunjukkan kemajuan yang mengesankan.
Dalam dekade pertama, yaitu dari 2001-2011, FEALAC telah memiliki dasar yang kuat secara politik, dan secara umum negara-negara anggotanya mengalami pertumbuhan secara kuantitatif, begitu pula dalam hal ruang lingkup kerjasama yang dilakukan. Prinsip dasar FEALAC adalah menghormati kedaulatan dan integritas teritorial, tidak melakukan intervensi, memiliki kedudukan yang setara, saling menguntungkan, tujuan pembangunan bersama, penghormatan dan pemahaman budaya, cara hidup, dan pengambilan keputusan dengan konsensus.
Pembentukan FEALAC dilatar belakangi oleh dinamika pertumbuhan perdagangan di Amerika Latin, keperluan untuk membuat pondasi hubungan yang kuat antara Asia Timur dan Amerika Latin, adanya kebutuhan untuk melengkapi kerjasama ASEAN dan MERCOSUR yang sudah ada namun bukan merupakan sebuah forum yang menjembatani hubungan antara kedua kawasan, serta kebutuhan untuk menjalin kerjasama regional dalam rangka menghadapi tantangan global saat ini dan peluang di kawasan Asia Timur dan Amerika Latin.
Forum FEALAC menawarkan hasil yang positif di bidang ekonomi, politik, dan hubungan sosial budaya kepada Asia Timur dan juga Amerika Latin sendiri. Hal ini dikarenakan FEALAC memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
Potensi yang dimiliki oleh FEALAC sebagai organisasi kerjasama Jom FISIP Volume 1 No.2- Oktober 2014 3 intra regional cukup besar dan menjanjikan karena dalam satu forum kerjasama FEALAC mempertemukan hampir 3 (tiga) milyar penduduk dunia dan juga menurut data dari Bank Dunia pendapatan rata-rata perkapita penduduk Asia Timur dan Amerika Latin pada tahun 2000 mencapai US$ 4000 dengan daya beli yang lebih tinggi dari Negara-negara Eropa Timur dan Afrika. Potensi ini juga didukung oleh perkembangan kegiatan perdagangan dan investasi di kawasan tersebut. Saat ini negara-negara di Amerika Latin telah memiliki perjanjian yang mendorong aktifitas perdagangan bebas dan kerjasama ekonomi serta perjanjian perlindungan investasi. Sesuai data ekspor perdagangan Indonesia ke kawasan Amerika Latin dalam tren lima tahun melalui kerjasama Free Trade mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Perkembangan kawasan di Amerika Latin yang memperlihatkan kecenderungan penguatan integrasi kawasan telah membuka peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan hubungan baik secara bilateral (Negara per Negara) maupun dengan kelompokkelompok regional serta kelompok antar kawasan.
Dalam hal kerjasama di bidang ekonomi, Amerika Latin telah terbukti sebagai pasar alternatif bagi Indonesia, sehingga semakin memperbesar pasar ekspor Indonesia. Ini tentunya sangat bermanfaat bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) di tanah air, dimana terjadi peningkatan ekspor Indonesia ke negara-negara anggota FEALAC di Amerika Latin. Kementrian Luar Negeri sendiri mencatat bahwa setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia dengan negara-negara anggota FEALAC meningkat secara signifikan. Catatan dari tahun 2007 ke 2008 saja, menunjukkan angka peningkatan sebesar 45 persen, tepatnya dari senilai USD 116 triliun pada 2007 menjadi USD 168 triliun pada tahun berikutnya. Nilai ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia mencapai US $ 2.046.287 pada 2009, dan meningkat menjadi US $ 3.436.962 pada 2010, sedangkan pada 2011 mencapai US $ 3.920.615. Neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia pada 2009 sebesar US $ - 371.454, pada 2010 sebesar US $ 46.092 dan pada 2011 sebesar US $ - 707.272. 1
Indonesia memandang FEALAC sebagai instrumen untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan negaranegara Amerika Latin. Hal ini karena hubungan Indonesia dengan negaranegara di kawasan ini masih rendah dalam hal intensitas kerja sama, kontak resmi, people to people, dan hubungan ekonomi (perdagangan, pariwisata, dan investasi)
Namun demikian, jarak yang cukup jauh antara Asia Timur dan Amerika Latin merupakan masalah yang tidak dapat dihindari. Meskipun kemajuan teknologi telah dapat menghubungkan sebagian besar wilayah dunia, tetapi untuk melakukan kerja sama pada tingkat para ahli dan people-to-people contact, masalah jarak ini ternyata masih menjadi kendala, karena hal ini terkait dengan masalah pembiayaan. Kendala lainnya adalah berupa identitas politik negara-negara anggota FEALAC yang sangat beragam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar